Ir. A.A.M. SUKADHANA WENDHA merupakan
pengusaha sukses yang pemiliki banyak usaha yaitu PT. Kusemas Citra
Mandiri, PT. Kusemas Agro Mandiri, PT. Indramas Nusantara, PT. Chevy Handycraft, PT. Estate 18, SPBU Renon, SPBU Canggu, SPBU Dalung, SPBU Nangka Utara, PT. Kusemas Boga Jaya, Restaurant Ayam Bulungan
Jakarta Cabang Bali – Renon, KCM – Bank (PT.BPR Rukma Dhana Raharja), KCM Plaza, SMART 18 (Mini Market), KCM Phone Shop Gallery. Di
awal kehidupannya ia seorang yang tergolong miskin , Hidup terkungkung kemelaratan bukanlah sebuah belenggu untuk
dapat meraih kesuksesan. Dengan berbekal semangat, ketekunan, kejujuran dan
kesungguhan doa, siapapun dapat merubah takdir hidupnya bahkan bukan tidak
mungkin juga mampu memutar balik roda kemiskinan menuju titik puncak
kejayaan.Paradigma itulah yang persis menggambarkan kisah perjalanan hidup
‘Ir. Anak Agung Made Sukadhana Wendha’ seorang tokoh pengusaha pribumi Bali
yang sukses dengan bermacam gerai imperium dagangnya dan kini duduk sebagai
Ketua DPD REI Bali periode masa bakhti tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.
Karirnya tergolong cepat melesat membuka
gerbang kesuksesan, namun tidak banyak yang menduga bahwa semua kesuksesannya
itu ia bangun tertatih satu-persatu dengan tangga tekad yang tak pernah padam
di tengah kemiskinanya. pada saat ia
menjadi mahasiswa ia kuliah sambil bekerja karena alasan memenuhi
biaya dan keperluan kuliah, di tahun 1979 ia kemudian bekerja paruh waktu di
PT. Singgasana Kontraktor dan ditempatkan sebagai tukang gambar dan pelaksana
serta pengawas proyek di sana.Namun lambat laun dedikasi kerjanya terlihat
mengesankan di mata ‘Sugianto’ pimpinan perusahaan yang lalu memberinya
kepercayaan untuk merambah menangani bidang lain, mulai dari sopir pribadi
bos, bertemu dengan para rekanan, membuat RAB bangunan sampai
terjun kelapangan sebagai tangan kanan pimpinan.Nyaris 6 tahun ia bekerja
di PT. Singgasana, sebuah tempat yang menjadi objek pelatihan praktek
lapangan yang paling sempurna melengkapi ilmu Arsitekturnya yang mendekati
masa wisuda.
Berbekal
pengalaman dan penguasaan binis kontraktor dari hulu ke hilir yang
diperolehnya dari PT. Singgasana, sudah saatnya bagi Anak Agung Made
Sukadhana Wendha untuk tampil menangani usahanya sendiri dan memilih berhenti
dari perusahaan.
Memasuki
tahun 1984, proyek-proyek kecil seperti pembangunan villa, toko dan
beberapa rumah pribadi mulai ia kerjakan sebelum kemudian ia mendirikan
perusahaannya sendiri di tahun 1986 berbendera CV. Artika Karya. Setelah
memperoleh gelar insinyurnya dia terus melebarkan jaringan rekanan kerja dan
giat mengerjakan bermacam proyek seperti bungalow, ruko, hotel,
pasar raya dan beberapa rumah mewah.Sukses dengan perusahaan kecilnya, Ir.
Anak Agung Made Sukadhana Wendha, yang lalu lebih dikenal dengan panggilan
‘Gung Indra’, mulai berpikir untuk mensegmentasi bidang usahanya dengan
mendirikan beberapa perusahaan baru antara lain PT. Panca Jaya yang khusus
menangani proyek perhotelan dan CV. Jaya Indra yang berdiri tahun
1988 dengan spesialisasi pembangunan perumahan swasta, adapun CV.Artika Karya
ia konsentrasikan untuk menangani proyek-proyek pemerintah.
Berkantor
di atas lahan kontrakan di jalan Raya Sesetan, Denpasar, lengkap dengan mobil
perdananya sebuah pick up yang menemaninya kerja keras,
pontang-panting siang malam baik sebagai direktur, arsitek sekaligus sopir
mengangkut keperluan menuju proyek, ia menekuninya dengan semangat demi
efisiensi tenaga kerja.
Kejeliannya
menangkap peluang dan kesempatan kemudian mendorongnya untuk mencoba
membangun 10 unit rumah senderhana yang ternyata semua habis terjual.Rupanya
inilah awal ia mengawali karirnya
sebagai pengusaha real estate.Namun kendati mulai memahami
lika-liku bisnis perumahan, Gung Indra masih merasa perlu untuk mempertajam
ilmunya dengan mengikuti pendidikan manajemen di Jakarta sekaligus bergabung
bekerja sebagai karyawan di perusahaan pengembang di bawah Group Ciputra
dan ditempatkan menangani proyek Bumi Serpong Damai.
Sekian
tahun meneguk ilmu di Jakarta akhirnya pulang kembali ke Bali pada tahun 1990 dan
langsung mendirikan ‘PT. Kuse Baja Brother’ dan berkonsentrasi
sebagai pengembang dengan membangun 50 unit rumah sederhana dan semuanya
tuntas terjual.
Kesuksesan
PT. Kuse Baja Brother yang nama ‘Kuse’ berarti singkatan
dari ‘Ku Sendiri’ ini semakin membesarkan hati Ir. Anak Agung Made Sukadhana
Wendha untuk berkecimpung secara total di dunia real estate.
Rupanya komitmennya
seketika bersambut dengan dibukanya program pinjaman lunak bagi pengusaha
pribumi oleh Bank BTN yang dengan melalui seleksi yang sangat ketat akhirnya berhasil
menjadi salah satu dari 4 pengusaha yang lulus tes di antara 40 perusahaan
pemohon.
Bantuan
dana segar sebesar Rp. 2 Milyar pun segera menggelinding ke rekening ‘PT.
Kuse Baja Brother’ dan di realisasikan untuk membangun 250 unit
perumahan di kawasan Patih Nambi, Ubung di atas lahan 2.5 hektar.Dalam waktu
relatif singkat ia mampu melunasi total pinjaman berjangka satu tahun
tersebut hanya dalam waktu 8 bulan sekaligus memberikan keuntungan bersih
baginya tidak kurang dari Rp. 1,6 Milyar.
Hidupnyapun
seketika berubah, “Selamat tinggal kemiskinan”, batinnya puas. Inilah saat
yang dinanti-nantikan sejak lama, sebuah mimpi terlepas dari jerat
kemelaratan yang menjadi nyata.ia pun menutup masa lalunya dan menyongsong
kegemilangan di depan mata, sebuah kantor cukup mewah mampu dibelinya di
kawasan Diponegoro Denpasar berikut mobil sedan terbaru menggantikan pict
up bersejarah yang sudah terlihat payah.
Namun
itu semua hanyalah langkah awal dari perjalanan karir Ir. Anak Agung Made
Sukadhana Wendha yang segera menggiatkan diri lagi dengan pembangunan proyek
berikutnya di Griya Tansa Trisna Dalung dan kembali meraih kesuksesan yang
diikuti dengan proyek-proyek lainnya seperti pembangunan perumahan polisi
sebanyak 400 unit di atas lahan 5 hektar.
Komitmennya sebagai
pengusaha yang jujur, berintegritas dan selalu mengedepankan citra
membina kepercayaan rupanya merupakan catatan tersendiri bagi dunia perbankan
yang kembali mempercayainya dengan mengucurkan dana 25 Milyar untuk PT.
Kusemas Citra Mandiri yang Gung Indra dirikan di tahun 1992 dalam mega
proyeknya membangun 5000 unit rumah di kawasan Dalung seluas 100 hektar
dengan gaung “Bumi Dalung Permai” dan kembali meraih sukses besar dan semakin
melejitkan namanya hingga memperoleh penghargaan Menteri Perumahan atas
prestasinya dalam membangun 5000 unit rumah sederhana di Bali, selain
penghargaan dari berbagai instansi lainnya seperti TVRI serta berbagai macam
yayasan dan LSM.
Sosoknya
sebagai pengusaha suksespun berkibar dan mulai dipandang di deret pengusaha
pribumi Bali yang berhasil, apalagi kemudian ia mengguritakan kerajaan
dagangnya dengan mendirikan berbagai macam usaha baru seperti membuka
beberapa SPBU di kawasan Renon, Canggu, Nangka Utara dan Dalung yang disusul
dengan pengolahan lahan kelapa sawit seluas 250 hektar di Kalimantan Tengah
yang sudah berproduksi dan juga kepemilikan Bank berupa BPR Rukma Dhana
Raharja, serta beberapa gerai Mini Market ber trademark SMART 18,dan
juga pembukaan Restaurantfranchaise baru Ayam Bulungan
Jakarta cabang Bali yang berlokasi di Renon, Denpasar berikut
perusahaan-perusahaannya yang lain yang terus dikembangkannya diberbagai lini
industri usaha termasuk investasinya berupa beberapa hektar lahan di kawasan
strategis yang tersebar di Bali.
Dan inilah Ir. Anak Agung Made Sukadhana
Wendha saat ini, dengan tekadnya ia sungguh-sungguh telah berhasil merubah
perputaran nasib menuju kejayaan, bahkan bermetamorfosa sebagai konglomerat
muda yang kendati telah bergelimang kemakmuran namun tetap selalu mengasah
kecerdasan spiritualnya, rasa mawas dan kepekaan nuraninya untuk tetap tampil
sebagai pengusaha pribumi yang santun dan terus membangun, berkarya dan aktif
dalam olah kerja nyata.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar